Sabtu, 22 Januari 2011

laporan pratikum biologi, tentang mikroskop

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita, karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk, meningkat kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata terbuka (Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri adalah makhluk hidup yang kecil sehingga tidak bisa di lihat dengan mata telanjang (tanpa bantuan alat pembesar). Begitu juga hal nya dengan paramecium dan sebagainya sehingga bantuan alat pembesar ini sangat diperlukan. Alat pembesar ini selain diperlukan untuk melihat bakteri, alat pembesar juga sangat diperlukan untuk melihat isi dari sel pada makhluk hidup, bentuk organisme-organisme yang kecil, untuk melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya (Syamsuri, 2000).
Mikroskop pertama kali ditemukan pda thun 1632 oleh seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antoni Van Leeucanhoek. Beliau berhasil membuat mikroskop berlensa tunggal yang sederhana. mikroskop yang ditemukan pertama kali ini penbesarannya dapat mencapai pemliesaran sekitar 270 kali. Dengan mikroskop ini Antoni Van Leeucanhoek dapat meIihat benda kecill dalam tetesan air sekalipun (Muchlis, 1980).
Setelah ditemukannya Mikroskop oleh Anton Van. L, tak lama kemudian seorang ilmuan bemama Robe hooke juga menemukan mikroskop berlensa tunggal yang merupakan pengembang dari mikroskop sebelumnya. Mikroskop Robert H memiliki lampu kondensor, sehingga dapat melihat objeyengan sangat jelas (Muchlis,1980).
Dalam melakukan pengamatan terhadap suatu benda yang memiliki ukuran renik dimana pancaindera kita tidak mampu untuk melihatnya. Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati tanpa digunakan alat bantu. Alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan terutama dalam bidang biologi, yaitu mikroskop. Dalam Bahasa latin mikro diartikan keeil dan scopium diartikan pengilihatan, Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati benda yang halos sekalipun (Muchlis, 1980).
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (0.05 angstrom atau satu million satuan inci) (Albert, 1994).

1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengenali bagian-bagian mikroskop, memahami fungsi dan terampil menggunakannya. Pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan2009.





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Harus diketahui agar penggunaan mikroskop yang benar harus dimiliki oleh seorang praktikan, oleh karcna itu, praktikum tentang pengenalan mikroskop merupakan hal pertama yang harus dilaksanaka. Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan bermacam kelengkapan pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam Biologi adalah Mikroskop Cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan Mikroskop Monokuler maupun berlensa okuler ganda atau yang dikenal Mikroskop binokuler (Leeson, 1990).
Mikroskop pada dasarnya adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sehagai lensa obyektif atau yang dekat dengan mata dan lensa okuler. Benda yang diamati mengalami pembesaran sebesa dua kali dengan lensa obyektif dan lensa okuler, dimana lensa okuler berfungsi sehagai lup. Bayangan akhir yang diamati bersifat maya, terbalik dan diperbesar. Bayangan tersebut merupakan aberasi sferis dan kromatis dari cahaya dan spektrum sinar nampak (Leeson, 1990).
Mikroskop mcngalami perkembanan dari waktu ke iyaktu. Pada awalnya hanya di temukan sebuah mikroskop biasa oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) dengan hanya perbesaran scbcsar 3000X. K mudian Ruska dan nol pada tahun 1932 menemukan Mikroskop elektron dcnga melakukan perbaikan tehadap mikroskop biasa yang ditemukan oleh Antony Van Yeuwenhoek dengan cara 1tenarnbahkan partikel elcktron sehagai pemantul bayangan objek. Perkembangan selanjutnya ditemukan Mikroskop fase kontras oleh Firt Zenika (Leeson, 1990).




Macam-macam mikroskop diantaranya:
1. Mikroskop cahaya
Pada awal abad ke-17 ketika dunia ilmu pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak terlihat akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahadibuatlah apa yang kini kita sebut mikroskop. Kata ini berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan skopeo berarti melihat (Washitoaji, 2000).
Saat ini tidak ada dokumen yang dapat menuntun kita pada siapa sebenarnya penemu mikroskop ini. Kemungkinan mikroskop dikembangkan dari teleskop yang memiliki Galileo pada pertengahan abad ke-17. Instrumen mikroskop pertama yang terbukukan adalah yang dipakai oleh ilmuwan Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop ini terdiri dari lensa cembung yang kuat dengan penadah sampel (preparat) yang dapat digerakkan. Dengan mikroskop yang sederhana ini Leeuwenhoek dapat melakukan pengamatan dengan pembesaran hingga 400 x dan ia mengumumkan pada dunia penemuannya akan jasad renik seperti bakteri, protozoa, dan spermatozoa. Ia juga dapat mengklasifikasikan sel darah merah dengan mengamati bentuknya (Washitoaji, 2000).
Keterbatasan pada mikroskop Leeuwenhoek adalah pada kekuatan lensa cembung yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan lensa tambahan yang diletakkan persis didepan mata pengamat yang disebut eyepiece, sehingga obyek dari lensa pertama (kemudian disebut lensa obyektif) dapat diperbesar lagi dengan menggunakan lensa ke dua ini. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan pengatur jarak antara kedua lensa untuk mempertajam fokus, cermin atau sumber pencahayaan lain, penadah obyek yang dapat digerakkan dan lain-lain, yang semua ini merupakan dasar dari pengembangan mikroskop modern yang kemudian disebut mikroskop cahaya Light Microscope (LM) (Washitoaji, 2000).
LM modern mampu memberikan pembesaran (magnifikasi) sampai 1.000 kali, dan memungkinkan mata manusia dapat membedakan dua buah obyek yang berjarak satu sama lain sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm). Seperti diketahui mata manusia yang sehat disebut-sebut mempunyai daya resolusi 0,2 mm. Pada pengembangan selanjutnya diketahui bahwa kemampuan lensa cembung untuk memberikan resolusi tinggi sudah sampai pada batasnya, meskipun kualitas dan jumlah lensanya telah ditingkatkan. Belakangan diketahui bahwa ternyata panjang gelombang dari sumber cahaya yang digunakan untuk pencahayaan berpengaruh pada daya resolusi yang lebih tinggi. Diketahui bahwa daya resolusi tidak dapat lebih pendek dari panjang gelombang cahaya yang l dunia itudigunakan untuk pengamatan. Penggunaan cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti sinar biru atau ultra violet dapat memberikan sedikit perbaikan, kemudian ditambah dengan pemanfaatan zat-zat yang mempunyai indeks bias tinggi (seperti minyak), resolusi dapat ditingkatkan hingga di atas 100 nanometer (nm). Hal ini belum memuaskan peneliti pada masa itu, sehingga pencarian akan mode baru akan mikroskop terus dilakukan (Washitoaji, 2000).

2. Mikroskop elektron
Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya (Washitoaji, 2000).
Ilmuwan dari Universitas Berlin yaitu Dr Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan membangun TEM (Transmission Electron mikroskop elektron mode transmisi elektron) yang pertama pada tahun 1931. Untuk pekerjaannya ini dunia menganugerahinya hadiah Nobel pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama menggunakan dua "lensa" medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menambah "lensa" ketiga dan mendemonstrasikan resolusi hingga 100 nm (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu) (Washitoaji, 2000).
Mikroskop eletron mode transmisi elektron pada masa sekarang, dengan berbagai perbaikan dari yang terdahulu, dapat memberikan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau dengan pembesaran sampai satu juta kali, suatu hal yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh Leeuwenhoek. Sayangnya mikroskop eletron mode ini bekerja bagaikan sebuah slide proyektor, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar. Yang terlihat bukan hanya bayangan siluet seperti pada pertunjukkan wayang kulit, tetapi pada resolusi yang tinggi pengamat dapat melihat struktur kristal dan lain lain, bahkan pergerakan elektron seperti yang ditunjukkan oleh peneliti dari Jepang Prof Dr Hashimoto (Okayama University of Science) pada sebuah seminar yang lalu di Puspiptek Serpong. Konsekuensinya berpengaruh pada hidupobyek yang diamati disyaratkan setipis mungkin sehingga dapat ditembus oleh elektron, atau elektron dipercepat secepat mungkin sehingga mampu menembus objek sampai pada batas tertentu (Washitoaji, 2000).
Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop elektron mode ini, syarat "agar obyek pengamatan setipis mungkin" ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan mode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
















BAB III

METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 November 2010 pukul 13.00 s/d 14.00 Bertempat di Laboratorium Dasar Fakultas UNIVERSITAS MUSIRAWAS.

3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Mikroskop

3.3 Cara Kerja
1. Mencari bidang penglihatan.
2. Menaikkan tabung menggunakan makrometer ( pemutar kasar), hingga lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila revolver diputar-putar. Tempatkan lensa obyektif pembesaran lemah ( 4X atau 10X) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik ( posisinya satu poros dengan lensa okuler).
3. Mengamati bagian-bagian mikroskop
4. Mencari fungsi dari bagian-bagian mikroskop
5. Menggambar Hasil.




BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Gambar Mikroskop dan bagiannya























4.2 Pembahasan

Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya :

1. Lensa Okuler
Untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif.
2. Tabung Mikroskop
Untuk menatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan.
3. Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turu atau naik dengan cepat.
4. Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik secara lambat.
5. Revolver
Untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan.
6. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesarkan benda yang diamayi. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.
7. Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop
8. Meja Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati.

9. Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat, agar preparat tidak bergeser.
10. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop.
11. Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop.
12. Reflektor / cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung. Tetapi bila sumber cahaya kuat, misal cahaya matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
13. Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.




















BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mikroskop dapat digunakan untuk melihat objek yang berukuran kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung. Setiap mikroskop mempunyai komponen dan fungsi yang berbeda-beda. Mikroskop berdasarkan kenampakan objek dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya ( dua dimensi ) dan mikroskop stereo ( tiga dimensi ).

5.2 Saran
Untuk mengetahui adanya mikroskop ini semoga dapat berguna. Dan dalam penyempurnaan makalah ini kami penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan praktikum selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar